20080317

HARUSKAH AKHI MENGHUJAT SESAMA PECINTA RASULULLAH?

Dari Pizaro untuk Akhi yang ganteng

Assalamualikum Wr. Wb Akhi...

Hidup tidak selalunya indah

Langit tak selalu cerah

Suram malam tak berbintang

Itulah lukisan alam

Begitu aturan Tuhan

Jalinlah hubungan lemah lebut

Tak luruh dikukung ribut’

Bagaikan langit dasar lautan

Tak terusik dilanda badai

Dalam suka Hitunglah kesyukuranmu

Dalam senang awasi kealpaanmu

Setitis derita melanda

Segunung kurniaanNya

Usah mengharapkan kesenangan dalam setiap perjuangan penuh pengorbanan

Usah dendam berkepanjangan

Maafkan kesalahan insan

Begitu ajaran Tuhan

HasbiAllah HasbunAllah

Hasbi Rabbi JalalAllah ya Allah

Jalinlah hubungan lemah lembut

tak luruh dipukul ribut

Dalam diam taburkanlah baktimu

Dalam tenang buangkanlah amarahmu

Suburkanlah sifat sabar dalam jiwamu itu

Ikhwatifillah.. sesungguhnya tiada hati untuk mengatakan ini di depan akhina semua, namun terimalah ini sebagai bentuk kewajiban sesama muslim untuk saling menasihati, memetik ibroh, dan menancapkan keinginan untuk bersama-sama mencicipi air salsabila di lintasan surgawi kelak

Akhi, ana begitu tersentak mendengar baitan khotbah antum pada suatu jum’at lalu. Semua orang mengakui bahwa akhi orang saleh, beriman dan bertakwa. Namun akhi apakah harus dengan jalan memberi ruang su’udzon pada diri Antum bagi sesama kita pecinta UtusanNya, Rasulullah SAW. Ana hanya bisa beristighfar.

Akhi, tidak ada umat muslim sejati yang merendahkan derajat RasulNya, serendah manusia biasa layaknya sekarang kita. Tidaklah mengaku generasi Rabbani jika tidak mencontoh dan membanggakan Sang Qur’an berjalan.

Pahamilah akhi musuh Islam sangat banyak kini, dia menebar kebencian sesama kita sebagai umat yang solid. Ini perangkap ya akhi. Apapun latar belakang kita, tapi kita menghusung kepala dengan tali akidah bernama Agama Islam yang hanya diridhoi Allah. Sekali lagi hati-hati ini bola dari oknum2 yang tidak suka melihat kita kokoh.

Maulid Nabi adalah bentuk kecintaan setiap muslim, bahkan sebenarnya tiap hari kita melaksanakan Maulid, bukankah akhi tiap hari bersholawat dalam tahiyat dalam sholat. Bukankah dalam setiap do’a akhi selalu menyanjung sang Nabi. Kitapun sama akhi…. Tidak ada yang melarang.

Jikalau akhi sampai emosional hingga (afwan-astaghfirullah) mencap mereka sesat, bisa jadi iya? Iya mereka yang tidak mencintai RasulNya. Tapi siapa yang sesat? Tidak ada lembaga-lembaga yang dicurigai itu akhi. Semua kita pecinta Rasul. Mungkin itu hanya oknum-oknum yang belum mengerti esensi Maulid Nabi.

Akhi, kita dalam setiap Muhasabbah amatlah cengeng jika Baginda Muhammad berkata “Ummatiy.. Ummatiy.. Ummatiy.. “ kita selalu menangis mendengar ucapan sayang Nabi tersebut. Betapa kita akan menyakiti Rasul jika saja dalam Maulid Nabi, justru yang ada makin mencerai-beraikan kita. Ana paham apa yang akhi sesalkan.

Tantangan ke depan sangat besar, ketimbang meributkan masalah ini. Islam butuh wajah manis akhi, sentuhan intelektual akhi dan siraman jiwa akhi yang membakar Ghirah layaknya Sayyidina Ali membakar semangat Mujahidin.

Akhi sebagai ahli Dakwah, bukankah sepakat bahwa Dakwah akan menjadi Indah jika sesama kita mengingatkan secara baik dan tepat apa-apa saja kerancuan kita selama ini. Ilmu yang akhi milikki bukankah seharusnya berjalan ke situ, maafkan kami yang bodoh ini. Kami yang akhirnya membuatmu curiga. Ah betapa sedih siksaan Allah.

Akhi pahamilah bahwa dakwah mempunyai cara beragam entah itu memakai unsur media atau tidak. Kita harus menyambut dan bersyukur bahwa di tengah gersangnya dakwah yang kreatif bahwa musik dan Film adalah bagian dari strategi segar. Pahami kembali akhi, ajak hati nuranimu curhat pada diri sendiri. Betapa su’udzon dan dengki dapat menjalar kepada penyakit hati yang lain.

Ah afwan Jiddan akhi jika aku terlalu menggurui, jika perkataan salah, atau apa itu, yang penting kau adalah pecinta Rasul ya saudaraku. Jika dirimu sakit, ana pasti sakit, begitu kan kata Rasul kita. Senyum dong!!!

Ah, afwan akhi ana bukan Fahri.. Doakan akhi, Novelku terus mengalir, maklum lagi Futur gitu.

Setitis derita melanda, segunung KurnianNya (Hijjaz)

0 komentar:

Tentang Aku

Foto saya
Seorang pemuda gemar menulis, membaca, dan diksusi berbagai tema: Psikologi, Konseling, Islam, Tauhid, Kajian Tokoh, Ghazwul Fikri, Filsafat, Heurmenetika, Feminisme, dan Sastra. Kadang-kadang suka juga menonton, travel, dan have fun

Arsip Tulisan

Menu Tulisan

Komentar Singkat

Template by Abdul Munir | Blog - Layout4all