Assalamualikum Wr. Wb Akhi...
Hidup tidak selalunya indah
Langit tak selalu cerah
Suram malam tak berbintang
Itulah lukisan alam
Begitu aturan Tuhan
Jalinlah hubungan lemah lebut
Tak luruh dikukung ribut’
Bagaikan langit dasar lautan
Tak terusik dilanda badai
Dalam suka Hitunglah kesyukuranmu
Dalam senang awasi kealpaanmu
Setitis derita melanda
Segunung kurniaanNya
Usah mengharapkan kesenangan dalam setiap perjuangan penuh pengorbanan
Usah dendam berkepanjangan
Maafkan kesalahan insan
Begitu ajaran Tuhan
HasbiAllah HasbunAllah
Hasbi Rabbi JalalAllah ya Allah
Jalinlah hubungan lemah lembut
tak luruh dipukul ribut
Dalam diam taburkanlah baktimu
Dalam tenang buangkanlah amarahmu
Suburkanlah sifat sabar dalam jiwamu itu
Ikhwatifillah.. sesungguhnya tiada hati untuk mengatakan ini di depan akhina semua, namun terimalah ini sebagai bentuk kewajiban sesama muslim untuk saling menasihati, memetik ibroh, dan menancapkan keinginan untuk bersama-sama mencicipi air salsabila di lintasan surgawi kelak
Akhi, ana begitu tersentak mendengar baitan khotbah antum pada suatu jum’at lalu. Semua orang mengakui bahwa akhi orang saleh, beriman dan bertakwa. Namun akhi apakah harus dengan jalan memberi ruang su’udzon pada diri Antum bagi sesama kita pecinta UtusanNya, Rasulullah SAW. Ana hanya bisa beristighfar.
Akhi, tidak ada umat muslim sejati yang merendahkan derajat RasulNya, serendah manusia biasa layaknya sekarang kita. Tidaklah mengaku generasi Rabbani jika tidak mencontoh dan membanggakan Sang Qur’an berjalan.
Pahamilah akhi musuh Islam sangat banyak kini, dia menebar kebencian sesama kita sebagai umat yang solid. Ini perangkap ya akhi. Apapun latar belakang kita, tapi kita menghusung kepala dengan tali akidah bernama Agama Islam yang hanya diridhoi Allah. Sekali lagi hati-hati ini bola dari oknum2 yang tidak suka melihat kita kokoh.
Maulid Nabi adalah bentuk kecintaan setiap muslim, bahkan sebenarnya tiap hari kita melaksanakan Maulid, bukankah akhi tiap hari bersholawat dalam tahiyat dalam sholat. Bukankah dalam setiap do’a akhi selalu menyanjung sang Nabi. Kitapun sama akhi…. Tidak ada yang melarang.
Jikalau akhi sampai emosional hingga (afwan-astaghfirullah) mencap mereka sesat, bisa jadi iya? Iya mereka yang tidak mencintai RasulNya. Tapi siapa yang sesat? Tidak ada lembaga-lembaga yang dicurigai itu akhi. Semua kita pecinta Rasul. Mungkin itu hanya oknum-oknum yang belum mengerti esensi Maulid Nabi.
Akhi, kita dalam setiap Muhasabbah amatlah cengeng jika Baginda Muhammad berkata “Ummatiy.. Ummatiy.. Ummatiy.. “ kita selalu menangis mendengar ucapan sayang Nabi tersebut. Betapa kita akan menyakiti Rasul jika saja dalam Maulid Nabi, justru yang ada makin mencerai-beraikan kita. Ana paham apa yang akhi sesalkan.
Tantangan ke depan sangat besar, ketimbang meributkan masalah ini. Islam butuh wajah manis akhi, sentuhan intelektual akhi dan siraman jiwa akhi yang membakar Ghirah layaknya Sayyidina Ali membakar semangat Mujahidin.
Akhi sebagai ahli Dakwah, bukankah sepakat bahwa Dakwah akan menjadi Indah jika sesama kita mengingatkan secara baik dan tepat apa-apa saja kerancuan kita selama ini. Ilmu yang akhi milikki bukankah seharusnya berjalan ke situ, maafkan kami yang bodoh ini. Kami yang akhirnya membuatmu curiga. Ah betapa sedih siksaan Allah.
Akhi pahamilah bahwa dakwah mempunyai cara beragam entah itu memakai unsur media atau tidak. Kita harus menyambut dan bersyukur bahwa di tengah gersangnya dakwah yang kreatif bahwa musik dan Film adalah bagian dari strategi segar. Pahami kembali akhi, ajak hati nuranimu curhat pada diri sendiri. Betapa su’udzon dan dengki dapat menjalar kepada penyakit hati yang lain.
Ah afwan Jiddan akhi jika aku terlalu menggurui, jika perkataan salah, atau apa itu, yang penting kau adalah pecinta Rasul ya saudaraku. Jika dirimu sakit, ana pasti sakit, begitu kan kata Rasul kita. Senyum dong!!!
Ah, afwan akhi ana bukan Fahri.. Doakan akhi, Novelku terus mengalir, maklum lagi Futur gitu.
Setitis derita melanda, segunung KurnianNya (Hijjaz)
0 komentar:
Posting Komentar